Batang - Kabupaten Batang diguncang gempa berkekuatan 4, 4 magnitudo pada Minggu 7 Juli 2024. Getaran kuat yang terasa hingga radius beberapa kilometer ini merusak ratusan rumah dan melukai puluhan orang.
Gempa tersebut tidak hanya menjadi pengingat akan potensi bencana yang selalu mengintai, tetapi juga menegaskan pentingnya mitigasi bencana dan standar bangunan tahan gempa.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dalam kunjungannya ke Batang menekankan bahwa, mitigasi bencana bukan hanya sekadar persiapan, tetapi langkah proaktif untuk mengurangi dampak buruk dari gempa yang bisa terjadi kapan saja.
Di Batang baru sekali terjadi gempa bumi, dan ini menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan bekerja sama dengan BMKG, pemerintah, TNI, dan Polri untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi, ” katanya usai meninjau di Perumahan Arrayan, Desa Kalisalak, Kabupaten Batang, Rabu (10/7/2024).
Mitigasi bencana gempa bumi melibatkan berbagai upaya, mulai dari edukasi masyarakat, peningkatan standar bangunan, hingga penguatan sistem tanggap darurat. Edukasi menjadi dasar yang penting.
Nana Sudjana menyampaikan, masyarakat harus memahami apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa terjadi. Simulasi gempa, pelatihan evakuasi, dan penyuluhan tentang cara bertahan hidup saat gempa adalah bagian dari edukasi yang perlu dilakukan secara rutin.
Kami akan menyampaikan perkembangan informasi dari BMKG secara langsung kepada masyarakat. Selain itu, kami juga akan menekankan kepada para pengembang tentang standar bangunan yang harus dipenuhi. Setiap pengembang diharapkan memiliki sertifikasi dalam hal membuat konstruksi bangunan agar tidak mudah runtuh dan membahayakan warga, ” jelasnya.
Di tingkat lokal, peran desa dan kelurahan dalam mitigasi bencana juga sangat penting. Kepala desa dan lurah harus aktif menginisiasi dan mengimplementasikan program-program mitigasi, seperti pelatihan tanggap darurat, pembentukan tim relawan bencana, dan pengadaan peralatan darurat.
Gempa bumi mungkin tidak dapat dicegah, tetapi dampaknya bisa diminimalkan melalui upaya mitigasi yang tepat dan berkelanjutan. Dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tinggi, serta kolaborasi semua pihak seperti BPBD, TNI, Polri, dan Stakeholder lainnya. Kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh dalam menghadapi ancaman gempa bumi. Mari kita bersama-sama menjaga keselamatan dan keberlanjutan hidup dengan menerapkan mitigasi bencana gempa bumi yang efektif, ” terangnya.
Dampak gempa ini cukup signifikan. Sebanyak 13 orang dilaporkan masuk rumah sakit, dengan 12 di antaranya sudah kembali pulih. Satu orang masih dalam perawatan di Batang. Selain itu, ada 197 unit rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, 61 unit rusak sedang, dan 13 unit rusak berat.
Kami terus mendata dan membantu warga yang terkena dampak. Untuk rumah yang rusak berat dan roboh, tentu kami bantu dengan bantuan dari provinsi. Untuk kerusakan berat, bantuan sekitar Rp15 juta akan diberikan, sedangkan untuk kerusakan sedang, kami akan membantu dalam rehabilitasi dan perbaikannya, ” ungkapnya.
Tak hanya rumah, lanjut dia, beberapa sekolah juga mengalami kerusakan. Satu SD dan tiga SMK swasta mengalami kerusakan berat. Selain itu, lima masjid, 22 fasilitas umum, satu pasar, dan satu jembatan juga terdampak gempa.
Kami memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk sembako, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya. Hingga saat ini, bantuan yang diberikan mencapai sekitar Rp392 juta, ” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa, masyarakat yang terpapar tidak ada yang mengungsi dan dapat kembali ke rumah masing-masing. Bagi yang rumahnya roboh atau rusak berat, sementara tinggal di rumah saudara.
Dengan adanya langkah-langkah mitigasi yang tepat dan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan kejadian seperti ini dapat dikelola dengan lebih baik di masa depan, sehingga masyarakat lebih siap dan terlindungi dari dampak buruk gempa bumi, ” pungkasnya
Paman Adam